Kamis, 24 September 2015

ANNIVERSARY GEPAK KE XIV 2015


Langkah-langkah serdadu berhentakkan
Mayat-mayat bergelimpangan
Darah menggenang
Tawa bengis koloni penuh kemenangan
Merdeka, seru si Bapak.
Perang akan berakhir
Dan merdeka akan kami raih
Tak lagi ada tumpah darah yang mengharuskan kami berperang kembali
Penjajah hai penjajah
Jauhilah tangan kotormu dari negeri yang kaya ini
Jika tidak …
Kami disini,
Yang tulus hati mencintai negeri ini
Akan kami usir dengan beribu cara
Kami adalah pemuda pemudi negeri ini
Penerus bangsa ini
Kami akan setia pada negara walau ajal datang menjemput kami
Kami adalah,
Generasi muda Indonesia yang akan mempertahankan kemerdekaan negara ini.

GEPAK KOTA SAMARINDA BERBAGI ANTAR SESAMA






Taqabbal Allahu Minna Wa Minkum, Selamat menunaikan hari raya idul adha dan berkurban, semoga esensi utama dari kurban akan senantiasa tertanam dalam setiap jiwa dan hati kita....

Minggu, 20 September 2015

Idul Adha 1436 H 2015

Taqabbal Allahu Minna Wa Minkum, Selamat menunaikan hari raya idul adha dan berkurban, semoga esensi utama dari kurban akan senantiasa tertanam dalam setiap jiwa dan hati kita....

Sabtu, 19 September 2015

GEPAK: Aksi Damai untuk Muslim Tolikara Akan Libatkan 100 Anggota


GERAKAN Pemuda Asli Kalimantan (GEPAK) mengundang seluruh anggotanya baik beragama Islam, Nasrani, Hindu, Budha dan Konghucu serta mualaf – mualaf di Kalimantan Timur (Dayak, Banjar dan Kutai) untuk melaksanakan aksi damai di kantor Gubernur Kaltim, Rabu (22/07/2015).
Ketua DPC GEPAK Samarinda M. Nazaruddin mengharapkan partisipasi sedikitnya 100 ribu anggota (masing2 DPC diwakili minimal 100 orang). Ia juga mengimbau agar semua anggota GEPAK berkumpul di sekretariat GEPAK, Jl Gatot Subroto (Depan Hotel Golden Season), Samarinda pukul 09.00 WITA.
“Kami akan mendesak pemerintah pusat dan aparat agar bertidak tegas dan cepat menangkap oknum pendeta OPM terutama Pdt. Nayus Wenda, Sth dan korlap di Tolikara, Papua dalam kasus pembakaran masjid, penyerangan terhadap jamaah yang sedang sholat, pelarangan berjilbab dan speaker,” tulis M. Nazaruddin.SH. Ketua DPC GEPAK Samarinda.
Dalam aksinya esok, GEPAK juga menolak Wacana Makar Mendirikan Negara Kristen seperti yang terdapat pada akun www.facebook.com/negara.kristen.bersatu yang dikampanyekan Benny Wenda (tokoh kemerdekaan Papua di Inggris).
“Pemerintah harus mengusir dan menolak aliran sesat GIDI dari seluruh Kalimantan. NKRI harga mati,” tegasnya

Gepak Desak Pemerintah Usut Tuntas


Gelar Aksi Solidaritas untuk Tolikara

INSIDEN amuk massa di Tolikara, Papua pada hari pertama Idulfitri lalu tentu menyisakan keprihatinan mendalam bagi semua pihak. Desakan agar pemerintah bisa segera menuntaskan dan menangkap dalang kerusuhan terus menguat, demi menenangkan emosi masyarakat yang mudah terkoyak isu sensitif.
Tak ingin kejadian tersebut merembet di daerah lain, DPC Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (Gepak) Samarinda menggelar aksi damai di depan kantor gubernur Jalan Gajah Mada, Rabu (22/7) kemarin. Ratusan massa yang turun dalam kegiatan ini, menyatakan mengutuk keras tindakan biadab yang mengoyak kedamaian di hari kemenangan tersebut.
Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Ketua DPC Gepak Samarinda M Nazaruddin, ditegaskan bahwa organisasinya menentang keras setiap tindakan yang mengarah pada upaya disintegrasi dengan alasan apa pun. Kemudian, sebagai bagian dari masyarakat yang menginginkan terciptanya kondisi damai, Gepak menyatakan siap berada di garis depan menolak segala bentuk radikalisme.
Sementara itu, dalam pernyataannya saat menemui peserta aksi, Asisten I Setprov Kaltim AS Fathur Rahman mendukung sikap agar toleransi dan kerukunan beragama harus terus dikedepankan. Bersama Asisten III Berre Ali, Fathur mengharapkan insiden di Papua tidak sampai merembet ke daerah lain, terutama Kaltim. Ia juga mengatakan, akan meneruskan pernyataan sikap tersebut kepada gubernur untuk kemudian disampaikan kepada pemerintah pusat.
Dihubungi terpisah, Nazaruddin menyebut apa yang dilakukan ormasnya ini adalah bentuk keprihatinan atas tindakan kekerasan yang terjadi. Dijelaskan pula, dalam aksi ini tidak mengedepankan salah satu golongan, dengan mengajak serta beberapa anggota dari berbagai latar organisasi dan keyakinan. Hal ini dilakukan sebagai cerminan adanya sikap toleransi dan saling menghormati, sehingga kejadian serupa tidak sampai terjadi di bumi Kalimantan.
“Untuk itu kami mengutuk keras pelaku dan dalang kerusuhan di Tolikara, serta menuntut pemerintah bersikap cepat dan tanggap untuk menuntaskan penyelesaian masalah tersebut,” tegas Nazar. (s/rz/lee)

GEPAK; Kebangkitan Pemuda Kalimantan?


Akhir-akhir ini santer terdengar nama sebuah organisasi massa bernama GEPAK (Gerakan Pemuda Asli Kalimantan) khususnya di wilayah Propinsi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.

Organisasi tersebut juga ikut meramaikan dunia maya dengan banyaknya postingan oleh para anggotanya di jejaring sosial Facebook.
Melihat fenomena ini apakah pertanda mulai bangkitnya kearifan lokal oleh para pemuda di pulau ketiga terbesar di dunia ini jika tidak ingin dikatakan kebangkitan kedaerahan atau sukuisme ?

Jika bicara terkait pemuda asli Kalimantan, maka tak pelak lagi merujuk kepada suku-suku yakni Banjar, Dayak dan Kutai. Adapun keberadaan suku Melayu dan Paser sudah terwakili oleh keberadaan 2 suku terbesar di Kalimantan; Melayu dimasukkan kedalam suku Banjar, dan Paser terwakili oleh suku Dayak.

Yang membuat organisasi massa tersebut masih berbau Indonesia adalah namanya yang menggunakan Kalimantan bukan Borneo. Kemungkinan para pencetus gerakan itu memahami sebutan antara Kalimantan dan Borneo. Sebutan Kalimantan diperuntukkan bagi 2/3 wilayah pulau mirip bentuk wayang Semar ini yang dikuasai Indonesia. Sedangkan sebutan Borneo untuk keseluruhan pulau termasuk 1/3 bagian yang dikuasai Malaysia dan Brunei. Sebutan Borneo sendiri dulunya oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan Inggris.

Dan dengan mengatas namakan Pemuda Asli Kalimantan, tentu saja yang berhak dan bisa diterima menjadi anggota adalah yang secara patrilineal memiliki darah dari ketiga suku terbesar di Kalimantan tersebut.

Setelah saya cari-cari perihal GEPAK ini, ternyata organisasi massa ini sudah berjalan selama 12 tahun. Kiprahnya lebih banyak di wilayah Kalimantan Timur. Adapun di wilayah Kalimantan Selatan, setahu saya munculnya GEPAK ini pada 2013 lalu. Sedangkan di wilayah Kalimantan Tengah, Barat dan Utara, saya brlum mengetahui kiprah mereka. Yang jelas tujuan dari organisasi massa ini untuk mengamankan SDA pulau Kalimantan yang sangat besar, dan menjaga serta melestarikan adat istiadat lokal.

Menjelang perhelatan politik akbar di April 2014 nanti, semoga saja GEPAK dapat menjaga netralitasnya untuk tidak menjadi underbow Parpol tertentu. Dan tak kalah pentingnya GEPAK mampu menjaga ketenteraman Kalimantan di tengah-tengah perkembangan daerah yang terus melaju diantara multi dimensi.

Gepak Kaltim Tetap Solid

SAMARINDA - Gepak Kaltim tetap solid, meski sempat digoyang mantan pengurus yang berdemo di Kantor Gubernur Kaltim, 27 Mei lalu. Minggu (31/5), Gepak menggelar rapat koordinasi (rakor), mengumpulkan delapan DPC kabupaten/kota di Kaltim.
 
Seluruh DPC mendukung Abraham Ingan sebagai ketua Gepak Kaltim. Pertemuan dihadiri ketua, sekretaris, serta wakil ketua dari DPC Balikpapan, Kutim, Bontang, Mahulu, Samarinda, Kukar, dan Berau.
 
Saat menyampaikan pandangan terhadap peristiwa 27 Mei tersebut, rata-rata pengurus DPC menyebut, peristiwa itu tidak menggoyahkan dukungan terhadap pengurus Gepak di bawah pimpinan Abraham Ingan dan Sekjen M Barkati.
 
“Kami tetap mendukung Abraham Ingan dan pengurus,” ucap Ketua DPC Gepak Kutim Ardiansyah.
 
Ketua DPC Gepak Kubar Stepanus menyatakan, seluruh anggotanya tidak terlibat aksi tersebut. “Kami sudah sepakat mendukung Abraham Ingan,” tandasnya.
 
Abraham Ingan dalam rapat tersebut menegaskan, saat aksi 27 Mei itu sebenarnya ada 1.000 anggota siap turun. Namun, dia minta seluruh DPC Gepak di Kaltim dan anggota menahan diri. “Saya minta jangan terpancing manuver mantan pengurus yang telah mengundurkan diri. Gepak tetap solid,” ujarnya.
 
Sekjen Gepak M Barkati juga minta anggota tidak terpancing. Kalau bisa, anggota yang sudah berbelok disadarkan. Kalau ternyata tak bisa, jangan diurusi lagi. “Saya pastikan seluruh lini tidak terpengaruh,” ucapnya. (adv/waz/ bby/k15)

Demo Tuntut Mubes, Ketua Gepak Kaltim Tengarai Ada Muatan Politik

DETAK Samarinda.Com, SAMARINDA - Demo yang mengatasnamakan Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (Gepak) (27/5/2015) di depan Kantor Gubernur Kaltim yang menuntut pelaksanaan Musyawarah Besar (Mubes) Gepak yang dimotori oleh mantan Sekretaris Gepak Hamdani HB dan beberapa mantan kandidat Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang kalah bertarung dalam perebutan kursi ketua seperti dari Balikpapan, Kukar, dan mantan Sekretaris Gepak Kota Samarinda mendapat respon dari Ketua Gepak Kaltim, Abrahama Ingan.

Hari ini , Senin (1/6/2015) Pukul 14.00 WITA bertempat di D'Bagio Cafe Jalan Basuki Rahmat Samarinda, Abraham Ingan didampingi Barkati selaku Sekretaris menggelar jumpa pers untuk meluruskan masalah tersebut. Kepada puluhan wartawan, Abraham menyampaikan bahwa demonstrasi beberapa waktu lalu itu lepas dari konteks aturan organisasi.

"Kantor Gubernur adalah fasilitas pemerintah, sedangkan organisasi Gerakan Pemuda Asli Kalimantan adalah organisasi masyarakat. Kita punya anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tanggga, punya kantor sendiri dan bersifat independen," jelas Abraham.

Pihaknya sangat menyayangkan adanya aktivitas beberapa mantan anggota yang memobilisasi massa dari Balikpapan untuk melakukan demo menuntut dilaksanakannya Musyawarah Besar (Mubes).
"Mubes itu sudah diatur dalam AD/ART organisasi Gepak itu sendiri. Oleh karena itu saya perlu jelaskan kepada masyarakat agar tidak bertanya-tanya, siapa Ketua Umum organisasi Gerakan Pemuda Asli Kalimantan itu," jelas Abraham selaku Ketua Umum Gepak Kaltim.

Disinggung mengenai sanksi terhadap mereka yang melakukan demo tersebut, Abraham mengatakan tidak perlu ada sanksi karena mereka bukan anggota Gepak setelah mengundurkan diri. Abraham kemudian menunjukkan surat pengunduran diri Hamdani HB tertanggal 6 Februari 2014 yang ditandatangani di atas kertas bermaterai.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan dalam masyarakat, menurut Abraham, pihaknya telah menyampaikan ke aparat keamanan agar jangan sampai organisasinya didomplengi oleh provokator untuk kepentingan politik yang tidak menguntungkan masyarakat.

Abraham menengarai ada upaya orang tertentu menyeret organisasi Gepak ke ranah politik, mengingat yang bersangkutan adalah ketua sebuah partai politik. Namun pihaknya masih menyelidiki latar belakang sampai timbul demo tersebut.

"Ini yang kita sedang selidiki, dan indikasinya seperti itu. Karena oknum-oknum yang membawa dan mengatas namakan Gepak dan memakai atribut Gepak latar belakangnya ketua partai politik tertentu," tandas Abraham. (LVL).